# INFO #

AYO INDONESIA PASTI BISA JUARA UMUM SEA GAMES 2011

Kamis, 14 Februari 2008

PON Diubah, Jatim Protes

SURABAYA - Desas-desus pengunduran waktu pelaksanaan PON XVII Kaltim belum reda, kini secara mendadak KONI pusat sebagai panitia penyelenggara ajang olahraga multieven antarprovinsi tersebut mengubah beberapa aturan teknis. Itu dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) KONI No 10 Tahun 2008. Peraturan yang baru dikeluarkan Januari 2008 tersebut mengganti SK No 165 Tahun 2006.

Dalam SK baru tersebut, setidaknya ada beberapa hal yang krusial diubah. Di antaranya, tanggal pelaksanaan, jumlah nomor, jumlah medali, dan tempat pelaksanaan.

KONI Jatim melalui Kabag Pembinaan dan Prestasi KONI Jatim Irmantara Subagyo menilai, perubahan itu sangat memberatkan. Pasalnya, nomor-nomor tambahan bukan merupakan nomor andalan bagi Jatim. Di antaranya, nomor track di balap sepeda, beberapa nomor di cabor tarung drajat, bermotor, dan berkuda. Hanya, penambahan nomor compound di panahan yang bisa jadi menguntungkan Jatim. "Sebelumnya, ada beberapa nomor yang dikurangi. Namun, totalnya kini ada 13 nomor yang ditambahkan di PON mendatang," terang Ibag -sapaan akrab Irmantara Subagyo- kemarin (13/2).

Lebih lanjut, Ibag mempertanyakan jumlah medali yang diperebutkan tidak sinkron dengan jumlah nomor yang dipertandingkan. Ada 751 medali yang diperebutkan. Padahal, hanya ada 749 nomor yang dipertandingkan.

Nomor-nomor yang dipertandingkan juga tidak mengacu pada pertandingan di tingkat internasional seperti tarung drajat. Padahal, PON adalah pencarian bibit atlet nasional yang akan berlaga membela Indonesia di ajang internasional. "Ini menjadikan pembinaan olahraga di Indonesia yang menghabiskan dana triliunan rupiah tidak efektif," keluhnya.

Selain itu, tempat pelaksanaan pun ditambah. Awalnya, PON XVII hanya akan diselenggarakan di enam kota/kabupaten di Kaltim. Kini, ada satu tambahan venue yang letaknya sangat jauh dari tempat pertandingan yang lain, yaitu Tarakan. Itu akan menyusahkan kontingen dari daerah-daerah. "Berau dan Tarakan adalah daerah yang sulit dijangkau. Jika ditempuh melalui jalan darat dilanjutkan dengan speed boat, bisa ditempuh dalam waktu dua hari perjalanan," ujar Ibag.

Dia meminta KONI atau PB PON juga mengajak daerah peserta untuk berdiskusi sebelum menentukan kebijakan yang krusial. "Sebab, ini akan memengaruhi persiapan dan strategi tim," ujar Ibag. (Sumber: Harian JawaPos, 14 Februari 2008)

Tidak ada komentar: