# INFO #

AYO INDONESIA PASTI BISA JUARA UMUM SEA GAMES 2011

Senin, 24 Maret 2008

PON Kaltim 2008 Di buka oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono

Pembukaan PON telah ditetapkan untuk dipusatkan di Stadion Utama Palaran. Dan dijadwalkan, acara pembukaan akan berlangsung selama enam jam. Selain diisi dengan berbagai acara seremonial dan hiburan, pembukaan PON juga sekaligus menandai digunakannya stadion utama Kaltim di Palaran akan dilakukan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Konsepnya memang sekaligus acara peresmian Stadion Utama Palaran ini. Saat ini semuanya sudah kami konsultasikan dengan Sekretariat Negara tentang bagaimana teknisnya sebab yang akan meresmikan adalah Presiden RI," terang Ibu Nirwani, Sekretaris Umum PB PON.

Diprediksi, pembukaan akan dihadiri puluhan pejabat tinggi negara. Selain Presiden RI dan istri, para menteri, anggota DPR RI dan pejabat tinggi negara lainnya, pembukaan PON juga akan dihadiri Gubernur diseluruh Indonesia. "Makanya, kami menyiapkan 150 kursi untuk undangan VVIP. Sedangkan untuk undangan VIP kami menyediakan 1.000 kursi yang diantaranya untuk para Gubernur tersebut," katanya.

Tentang konsep acara pembukaan, menurut Ibnu masih dibahas ketat oleh PB PON. Namun yang pasti acara pembukaan akan berlangsung mulai pukul 16.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita. "Hanya helipad yang belum ada di Stadion Utama ini. Karena dihadiri Presiden, stadion utama memang harus dilengkapi fasilitas itu. Hal itu sesuai permintaan Korem sebagai salah satu fasilitas pengamanan untukPresiden," ujarnya. (Sumber:TribunKaltim)

Anggaran Makan Atlet PON Rp 2,6 Miliar per Hari

Jakarta: Sungguh mahal menggelar PON. Untuk makanan saja, Panitia Besar (PB) PON harus menganggarkan Rp 200 ribu per hari untuk 13.000 atlet dan ofisial. Hitungan kasarnya, untuk makan saja, PB PON harus mengeluarkan dana Rp 2,6 miliar per hari.Selama PON XVII di Kaltim yang berlangsung 6-17 Juli, disediakan sebanyak 39.000 porsi makan yang diperuntukkan khusus untuk peserta PON. Mereka akan mendapat jatah makan sebanyak tiga kali dalam satu hari, ditambah snack atau makanan kecil pada pagi dan sore hari.

Dan pagu anggaran konsumsi makan selama tiga kali perorang peserta PON ini mencapai Rp 200.000 perhari. Menurut Ibnu Nirwani, Sekretaris Umum PB PON, nilai pagu tersebut memang mahal dari biasanya karena menu yang disajikan disesuaikan dengan gizi atlet.

KONI minta seperti itu, harus sesuai dengan gizi atlet. Makanya pagunya Rp 200.000. Tapi memang karena event ini adalah event olahraga, segala sesuatunya harus komplit dan berkualitas, sehingga tidak mempengaruhi atlet yang bertanding nantinya," kata Ibnu, Selasa (26/2) kemarin usai meninjau Stadion Utama Palaran.

Jatah konsumsi makan ini sudah akan diberikan sejak H-2 pelaksanaan PON. Karena ada beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan sebelum PON dibuka secara resmi. "Dan berakhirnya hingga H+2," jelasnya.

Namun menurut Asisten III Setprov Kaltim ini, jatah ini hanya diberikan kepada atlet yang tetap bertanding hingga berakhirnya PON. Sedangkan atlet yang telah kalah, tidak akan ditanggung lagi. "Misalnya, atlet tersebut kalah bertanding sedangkan PON belum berakhir, kami tetap menyediakan konsumsi untuk dia selama dua hari setelah kekalahannya, setelah dua hari itu, dia bersama offisialnya harus menanggung sendiri," jelasnya.

Ibnu menargetkan, proses tender konsumsi ini akan dilakukan awal Maret ini. Setelah itu, pemenang tender harus mempersiapkannya sejak awal, sebelum PON digelar (sumber:tribunKaltim)

Dipinjami Barbel PB PABBSI

SURABAYA - Lifter wanita Jatim Frapti kini mulai bisa berlatih. Walau barbel yang dipesan oleh Pengprov PABBSI Jatim untuk berlatih belum datang, dia bisa berlatih dengan barbel pinjaman dari PB PABBSI. "Kualitasnya jangan diragukan. Barbel yang dipinjamkan itu sama dengan yang dipakai dalam pertandingan SEA Games 2007 dan Olimpiade Beijing 2008, merupakan produksi perusahaan asal Tiongkok," kata Ketua Pengprov PABBSI Jatim Sujatmiko kemarin (23/3).

Barbel yang dipesan dari PB PABBSI pada Februari lalu masih belum bisa datang di puslatda angkat besi Jatim untuk PON XVII 2008. Sebab, ada proses yang harus dilalui mulai pemesanan, pembelian, dan pengiriman barbel yang berjumlah 17 buah tersebut. "Saya tidak tahu merek barbel yang dipinjami oleh PB PABBSI untuk sementara itu. Sebab, tulisannya menggunakan huruf Tiongkok," tutur Sudjatmiko yang juga tim monitoring dan evaluasi (monev) puslatda angkat besi Jatim.

Barbel bermerek Eleiko yang diproduksi oleh perusahaan asal Swedia tersebut dikirimkan secara satu paket dengan barbel PB PON yang harus dikirimkan ke Kaltim. "Barbel yang dikirim dalam satu paket di satu peti kemas itu harus dikirimkan ke Kaltim terlebih dahulu. Sebab, mereka memesan terlebih dahulu," ucapnya.

Menurut Sudjatmiko, Frapti yang akan berlaga di nomor 63 kg itu telah bisa menerima barbel tersebut. Sebab, dia dan Deddy Aprianto (105+) sama-sama mengikuti pelatnas persiapan SEA Games XXIV 2007. "Saya tegaskan, tidak mungkin ada manipulasi. Sebab, harga babel itu standar. Di mana-mana, harganya Rp 62,5 juta. Hanya, pemesanannya sulit dan tidak bisa di semua tempat untuk mendapatkannya," tegasnya.

Jika masih belum yakin, dia mempersilakan melakukan cross check langsung kepada puslatda angkat besi Jatim. Jika perlu, Sudjatmiko mempersilakan menanyakan hal tersebut kepada atlet langsung. "Atlet saya tidak mau memakai barbel yang berkualitas jelek. Mereka beralasan, dengan alat yang jelek, ditakutkan terjadi kerusakan saat latihan," terangnya. (Sumber:Jawapos, 24 Maret 2008)

Selasa, 18 Maret 2008

Edi Zakaria, Pelari Andalan Jatim pada PON XVII/2008

Kegembiraan terpancar pada wajah Edi Zakaria. Pelari andalan Jatim di nomor 110 meter gawang pria itu hampir tidak percaya dirinya masih bisa melalui lomba Jatim Open dengan mulus di Gelora Delta, Sidoarjo. Catatan waktu yang dibukukan memang belum begitu bagus. Namun, catatan 14,46 detik sudah cukup bagi dirinya untuk modal awal menghadapi PON XVII. Catatan waktu tersebut masih kalah oleh catatan waktu dia sebelumnya. Rekannya sesama atlet Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim 100, Rusli, masih di bawah dia. Yakni, menempati posisi kedua dengan catatan waktu 14,80.

Kalau melihat track record Edi, catatan waktu yang dibukukan dalam Jatim Open 2008 masih kalah oleh dua rekornya dalam lari 110 meter gawang pria. Kali pertama adalah rekor nasional di Olimpiade Athena dengan catatan waktu 14,11 detik. Kemudian, rekor PON XVI dengan catatan waktu 14,16 detik.Catatan waktu di Jatim Open itu dianggap sebagai comeback dirinya dalam kejuaraan tingkat nasional. Sebab, sudah setahun pria kelahiran Kediri, 18 November 1983, tersebut absen dari kejuaraan tingkat nasional.

Terakhir adalah Jatim Open tahun lalu.Edi terpaksa absen dari lintasan atletik karena cedera yang dialami. "Seminggu sebelum Pra-PON di Jakarta, saya kecelakaan dan kaki kiri saya cedera. Akibatnya, persiapan selama delapan bulan untuk Pra-PON melayang sia-sia," ungkapnya.Sebenarnya, pemulihan cedera tidak memakan waktu lama. Dia hanya butuh waktu sebulan hingga lukanya kering karena ada delapan jahitan di lutut kirinya. Tapi, pola latihan harus diubah sejak awal lagi, sehingga banyak kesempatan lomba yang terlewatkan, termasuk SEA Games di Thailand."Saat itu, rasanya benar-benar menusuk hati. Banyak momen penting yang terpaksa terlewatkan. Tapi, itu bukan yang terberat kok," ujar suami Fauziah Ingganingrum tersebut.

Cedera yang dialami pada September tahun lalu bukanlah cedera kali pertama bagi dirinya. Terhitung sudah tiga kali dia mengalami cedera yang lumayan parah dan membuatnya istirahat panjang. Anehnya, cedera itu selalu diakibatkan oleh kecelakaan saat bersepeda motor. "Saya heran. Kalau cedera, kok selalu kaki kiri saya. Dan yang paling parah adalah ketika cedera pada 2003. Saat itu, jari kelingking kaki kiri saya patah. Bahkan, pelatih saya sempat mengatakan bahwa saya sudah tidak bisa lari kencang," kata Edi mengenang.Menghadapi kenyataan tersebut, pria penghobi otomotif itu tetap yakin masih bisa berlari kencang dan menggapai juara di berbagai lomba.

Ternyata, berkat keyakinan serta kerja kerasnya melalui latihan, Edi pun akhirnya tetap eksis.Kini, anak bungsu di antara lima bersaudara itu sedang fokus meraih hasil maksimal di PON XVII/2008. Dia yakin, meski saat ini catatan waktunya masih berkisar 14,46 detik, pada PON XVII nanti pasti lebih baik."Kesempatan untuk terus memperbaiki waktu saya masih ada. Saya berharap PON XVII nanti berada pada performa puncak dan kembali membawa pulang emas untuk Jatim," tegasnya. (Sumber:Jawapos, 18 Maret 2008)

Jatim Tuntut Perbaikan Sarana

SURABAYA - Fasilitas PON XVII Kaltim yang minim membuat waswas daerah peserta. Salah satunya, Jatim yang memprediksi akan kesulitan membawa peralatan beberapa cabang olahraga (cabor) dalam even yang diadakan di tujuh lokasi itu. "Kami akan membawa banyak peralatan untuk cabor paralayang, layar, dan selam," kata Sutjipto, pengurus KONI Jatim yang bertanggung jawab atas akomodasi atlet dan peralatan cabor.

Untuk cabor layar saja, Jatim akan membawa peralatan sebanyak empat peti kemas. Belum lagi cabor paralayang dan selam yang kira-kira akan membawa peralatan sebanyak 3-4 peti kemas. Padahal, lomba di tiga cabor tersebut diadakan di Pulau Derawan, daerah di sekitar Kota Tanjung Redeup.

"Membawa barang-barang yang cukup berat dan banyak dengan kontainer dari Balikpapan menuju venue di Tanjung Redeup hanya bisa ditempuh dengan perjalanan darat selama lebih dari 24 jam," lanjutnya.

Sebenarnya, Jatim membawa lebih banyak peralatan lagi. Cabor dayung akan membawa peralatan yang dimuat dalam dua truk besar. Cabor panahan dan menembak dikabarkan juga ingin membawa peralatan masing-masing sebanyak satu peti kemas.

Terakhir tim dari KONI Jatim memantau pada akhir Februari lalu, menurut Sutjipto, memang ada bandara. Namun, landasannya kecil dan hanya bisa dipakai mendarat untuk pesawat berukuran kecil. Jalan darat pun menurut dia sangat memprihatinkan. "Dengan mobil sejenis van saja, kami sulit melewati jalur darat sepanjang lebih dari 60 kilometer yang tak beraspal," imbuh dia yang juga ketua Perencanaan Program dan Anggaran KONI Jatim.

Jalan itu, lanjut Sutjipto, tidak mungkin dilewati oleh kontainer. Perjuangan tidak berhenti di situ. Dari Tanjung Redeup, cabor selam, layar, dan voli pantai juga harus melanjutkan perjalanan ke Tanjung Batu sekitar 20 menit dengan perjalanan darat.

Bahkan, tiga cabor tersebut harus kembali menuju lokasi pertandingan di Pulau Derawan selama 45 menit perjalanan dengan boat. "Itu memang memerlukan perjuangan ekstra dari kontingen kami," ujarnya. Dia menyatakan akan menuntut agar PB PON mengaspal jalur sepanjang 60 kilometer yang masih rusak tersebut. Itu akan disampaikan dalam rapat dengan PB PON pada Mei nanti.

Namun, kabarnya, PB PON akan mengusahakan alternatif penyelesaian masalah. Dikabarkan, mereka akan menyewa tenaga ahli untuk menurunkan barang-barang bawaan kontingen di tengah laut di dekat Pulau Derawan. "Biaya sewa tenaga ahli harus berada di luar tanggung jawab kami," tegas Sutjipto. (Sumber:JawaPos,18 Maret 2008)

Kamis, 13 Maret 2008

Bonit Salah Alamat

Ancaman pelatih puslatda tenis pria Jatim Bonit Wiryawan untuk memboikot puslatda di akhirnya di respons oleh KONI Jatim. Menurut Ketua Harian Soekarno Marsaid, ancaman Bonit itu tidak seharusnya dialamatkan kepada KONI Jatim, tapi Pengprov Pelti Jatim.

Beberapa hari yang lalu, Bonit mengancam akan memboikot puslatda tenis pria jika gajinya sebagai pelatih tidak segera dibayar dan uang saku tiga atletnya, yaitu : Andery Setyawanto, Chrismayanto, dan Seno Baskoro. Menurut Bonit, atlet puslatda tidak menerima gaji dan uang pembinaan sejak pertengahan 2006. Sewa lapangan yang digunakan untuk kepentingan latihan puslatda pun dibebankan kepada klub milik Bonit, BWTC (Bonit Wiryawan Tennis Club), yang berlatih di tempat yang sama.

Masih menurut Soekarno Marsaid, bahwa tuntutan Bonit tidak masuk akal. "Uang gaji atlet sudah kami salurkan semua. Berlebihan sekali kalau sampai dia menagih gaji yang sejak 2006. Jika ternyata atlet merasa tidak pernah menerima uang tersebut, sebaiknya mereka menagihnya ke pengurus pengprov cabang olahraga (cabor) tersebut. "Sebab, seluruh uang yang menjadi hak atlet sudah kami serahkan ke pengprov masing-masing. Kalau Bonit masih menuntut KONI JATIM, dia salah sasaran,"

Senin, 10 Maret 2008

Komandan Team

Akhirnya terjawab sudah siapakah yang akan menjadi komandan kontingen team PON JATIM di Kaltim 2008. Imam Utomo sang Ketua Umum KONI JATIM, resmi menunjuk secara lisan Ketua Harian KONI JATIM H. Soekarno Marsaid yang juga mantan Bupati Sumenep. Hal ini itu dikatakan sewaktu apel atlet jatim Di GOR KERTAJAYA (Senin/3 Maret 208).


Penunjukkan ini cukup melegakan, akhirnya Jatim resmi mempunyai Komandan Kontingen, setelah sebelumnya Saleh Ismail Mukadar menolak menjadi Komandan karena kesibukannya sebagai Ketua Komisi E DPRD Jatim. Semoga dibawah Komandan Bpk Soekarno Marsaid, dapat membawa Jatim menjadi yang terbaik.

Sabtu, 08 Maret 2008

Ingin Tambah Mekanik

SURABAYA - Puslatda Paralayang Jatim merespons naiknya target medali di PON XVII Kaltim dengan meminta tambahan kuota mekanik. Sebelumnya, KONI Jatim meluluskan permintaan mereka untuk menambah satu atlet.

Tapi, karena paralayang merupakan olahraga yang butuh banyak mekanik, tambahan satu atlet itu harus diikuti dengan penambahan mekanik. "Kalau anak-anak masing-masing punya mekanik sendiri, kans kami untuk menambah medali sangat besar," ungkap Manajer Puslatda Paralayang Yudho Nugroho.

Awalnya, olahraga itu mendapat kuota lima atlet. Tapi, setelah rapat konsultasi dengan Ketua Umum KONI Jatim Imam Utomo, mereka diperbolehkan menambah satu atlet lagi dari nomor towing. Nah, bertambahnya atlet itu berarti butuh lebih banyak mekanik.

Sementara itu, hanya ada empat mekanik di puslatda. "Kalau jumlah mekanik tidak ditambah, salah seorang mekanik harus menangani dua atlet. Itu menyulitkan," imbuh Yudho yang juga ketua Pengprov Porlasi tersebut (Sumber:JawaPos,Sabtu, 08 Mar 2008)

Senin, 03 Maret 2008

Boyong Atlet BMX ke Surabaya

Jatim Bikin Sirkuit BMXSURABAYA - Puslatda Balap Sepeda Jatim membuat trobosan baru. Mereka membangun arena untuk latihan sekaligus pertandingan BMX di sekitar kawasan Tenggilis, Surabaya. Dalam waktu empat hari mendatang, pengerjaannya telah selesai dan rencananya akan diresmikan Ketua KONI Jatim Imam Utomo.

Satu pembalap nomor BMX telah saya boyong ke Surabaya. Berikutnya, ada dua atlet lagi yang menyusul," papar Sastra Harijanto Tjondrokusumo, manajer puslatda balap sepeda Jatim, kemarin (2/3).

Hari -sapaan Sastra Harijanto Tjondrokusumo- mengatakan, kini salah seorang pembalap di nomor BMX wanita, Erin Hendriyani, telah berada di Surabaya. Atlet asal Bondowoso yang juga akan turun di nomor road race tersebut telah beberapa kali mencoba sirkuit yang dibangun di atas tanah seluas 4.000 meter persegi itu.

Berikutnya, Bambang Siadi dan Arik Kristanto akan datang dan berlatih di Surabaya. Untuk sementara, mereka kini masih berlatih di Malang di bawah arahan Abdurazak. "Sebenarnya, ada satu pembalap lagi, yakni Fitriyanti Riyanti, yang juga akan turun di nomor BMX. Namun, karena dia juga akan diturunkan di nomor down hill, maka dia diputuskan tetap berlatih di Malang," terang Hari.

Sirkuit tersebut terdiri atas 1 strating hill, 3 berm, 4 jumping, 3 double jumping, dan 1 super bowl dengan panjang lintasan sekitar 200 m. "Sirkuit ini memang saya desain lebih pendek dari yang nanti digunakan untuk perlombaan di PON XVII Kaltim," tambahnya.

Sirkuit standar yang akan dipakai PB PON memiliki pamjang 300-400 meter. Namun, menurut Hari, ada keuntungan tersendiri dari lebih pendeknya sirkuit yang dimilikinya. Tingkat kesulitan dan tantangan akan lebih berat. "Sirkuit ini seakan hanya memberikan sedikit sekali kesempatan pembalap untuk mengambil nafas. Sebab, jarak jumping satu dan lainnya sangat dekat," lanjut Hari yang juga sekretaris umum (sekum) Pengprov ISSI Jatim tersebut.

Jika terbiasa dengan beratnya tantangan sirkuit ini, diharapkan di Kaltim nanti beban pembalap akan lebih ringan," tuturnya. Dia menambahkan, pihaknya kini juga telah menyepakati kerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk kembali membangun sirkuit BMX yang standar internasional.

Hari mengatakan, setelah pengerjaan selesai, dia berencana akan mencoba melobi UCI (uni balap sepeda internasional) perwakilan Asia untuk bisa diperkenankan mengadakan kejuaraan Asia di Surabaya. Ini dimaksudkan untuk menggalakkan kegiatan lomba balap sepeda, khususnya BMX di Jawa timur. "Jika mampu menarik banyak minat masyarakat, tentunya kami akan lebih mudah lagi mencari bibit pembalap," cetus Hari. (Sumber:Jawapos, 3 Maret 2008)

Panjat Tebing Jatim Kecewa

Kehilangan Kesempatan Uji CobaSURABAYA - Hilang sudah kesempatan tim panjat tebing Jatim untuk melakukan tryout ke luar negeri. Ronald Novar dkk sejatinya dijadwalkan untuk mengikuti Kejuaraan Asia khusus nomor lead dan boulder pada akhir Februari lalu. Tapi, karena mundurnya jadwal kejuaraan nasional (kejurnas), mereka tidak jadi berangkat.

Awalnya, PP FPTI mengumumkan bahwa kejurnas terakhir menjelang PON diadakan pada Maret. Namun, gara-gara terdapat isu bahwa pelaksanaan PON akan ditunda, kejurnas itu pun ikut mundur. Terakhir, Pengprov FPTI Jatim menerima edaran bahwa kejurnas akan digeber pada 25 Mei hingga 5 Juni mendatang.

"Saya tidak bisa menurunkan anak-anak untuk uji coba karena hasilnya bisa memengaruhi kualifikasi pra-PON," papar Ketua Harian Pengprov FPTI Jatim Sulistyono Dwi Nugroho Sabtu (1/3) lalu.

Menurut pria yang akrab dipanggil Sulis itu, bila para atlet mencatat hasil buruk di kejuaraan Asia, mentalnya akan drop. Sehingga, itu berdampak negatif pada penampilannya di pra-PON. Padahal, kejuaraan yang bersifat nasional itu merupakan tolok ukur performa Galar Pandu Asmoro dkk di PON XVII Kaltim nanti.

Karena nomor lead dan boulder batal uji coba, Sulis tidak berani menjadwalkan tryout untuk atlet yang turun di nomor kecepatan. Sebenarnya, pada 27 April mendatang, ada kejuaraan dunia bertajuk IFSC Climbing World Cup (Speed) di Trento, Italia.

Tapi, jika dia memberangkatkan pemanjat tebing spesialis nomor kecepatan, Sulis khawatir atlet lead dan boulder akan merasa dianaktirikan. "Kalau ada anak-anak yang merasa begitu, puslatda jadi tidak kondusif lagi. Apalagi, menjelang PON begini, kondisi psikologis atlet sangat riskan," terang Sulis. Kalau ingin terjun di kejuaraan di Trento, Sulis harus menemukan even untuk atlet nomor lain beruji coba.

Sebenarnya, kejuaraan internasional merupakan kesempatan terbaik tim panjat tebing Jatim untuk mengukur kekuatan mereka. Harus diakui, sampai saat ini, prestasi Jatim di olahraga menantang itu masih jauh di atas daerah-daerah lain di tanah air. Maka, uji coba dengan sesama atlet nasional kurang efektif bagi mereka.

Namun, FPTI Jatim tidak akan menyerah mencarikan ajang uji coba bagi para atletnya. "Jika tidak bisa terjun di IFSC World Cup, mungkin kami akan berkunjung ke negara tertentu untuk menjajal kekuatan atlet setempat. Kami tentu akan mencari yang reputasinya di atas Indonesia," jelas Sulis. (sumber:jawapos, 3 Maret 2008)